ir a principal |
Ir a lateral
Arti Makna Kehidupan
Mencari makna kehidupan bukanlah hal yang mudah, namun bukan pula hal
yang sulit. Untuk menyikapi makna kehidupan, kita perlu memaknainya
bukan hanya dengan akal sehat, namun juga hati yang bersih. Karena makna
hidup hanya akan dapat dirasakan oleh orang-orang yang memiliki hati
dan pikiran yang bersih.
Bagi mereka yang memiliki hati dan pikiran yang kotor, akan sulit
menemukan sebuah makna kehidupan tersebut. Makna hidup bukanlah hal yang
secara wujud fisiknya terlihat ada, namun dia hanya dapat dirasakan
melalui hati dan fikiran yang bersih.
Dalam memperoleh makna kehidupan ini, setiap orang akan menemuinya
dengan cara yang berbeda, ada yang melalui hal-hal yang menyenangkan
ataupun melalui hal yang kurang mengenakkan. Semua itu telah diatur
sendiri oleh Tuhan karena Tuhan ingin mengetahui sejauh mana kita dapat
mengambil makna hidup itu melalui hal-hal yang Dia berikan kepada
manusia.
Setiap manusia tentunya akan berbeda-beda dalam mengambil makna
kehidupan yang Tuhan diberikan. Makna hidup yang Tuhan berikan melalui
ujian kesulitan biasanya dapat tergali sendiri oleh manusia. Namun,
makna hidup ini tidak selalu tergali ketika manusia ditimpa kesenangan
dan kemudahan karena di saat itulah biasanya manusia lupa untuk
bersyukur dan berdoa. Lain ketika mereka mendapat suatu musibah, maka
mereka akan banyak berdoa dan memohon.
Hal inilah yang memang menjadi rahasia tersendiri bagi Tuhan bahwa
kebanyakan kita biasanya lupa kepada Tuhan bila sedang mendapat
kenikmatan dan kelimpahan. Namun, pada saat ditimpa kesulitan, manusia
akan banyak mengingat Tuhan dan baru akan mendapat makna kehidupan itu
sendiri. Makna hidup memang Tuhan berikan kepada setiap hamba-Nya agar
hamba-nya tersebut memperoleh suatu pembelajaran yang baik dalam
kehidupannya. Hal ini di berikan melalui caranya tersendiri dan
disesuaikan dengan kadar kesanggupan setiap hamba-Nya.
Pada saat menerima pemberian Tuhan inilah manusia banyak yang
menyikapinya dengan berbeda-beda. Pada saat ditimpa kesulitaan banyak
yang berdoa dan ingat kepada Tuhan, namun tak jarang pula ada yang
berkeluh kesah dan menganggap Tuhan tidak adil, tidak sayang, bahkan
yang paling parah ada yang mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Dan, bagi yang mendapat kesenangan, ada mereka yang bersyukur dan banyak
mengingat Tuhan, namun tak jarang pula ada yang tidak bersyukur kepada
Tuhan, bahkan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan pun tidak.
Di sinilah kualitas keimanan seorang manusia akan teruji dan terlihat
dengan sangat jelas, bagaimana mereka menyikapi ujian kehidupan yang
mereka hadapi.
Ternyata kebanyakan manusia justru menjadi lengah dan tidak ingat kepada
Tuhan saat mereka sedang mendapat kesenangan dan kenikmatan. Karena
mereka begitu sedang merasa asyik dengan kesenangannya, namun apabila
mereka mendapat kesulitan baru mendekat dan banyak mengingat Tuhan.
Ujian itu tidak melulu dikemas dalam bentuk kesulitan saja, namun ujian
juga dikemas dalam bentuk kemudahan dan kesenangan.
Gambaran di atas merupakan fenomena kehidupan yang memang benar-benar
dialami oleh setiap manusia dan itu sudah menjadi sunnatullah kehidupan.
Namun yang terparah dari itu semua adalah manusia yang tidak percaya
dengan adanya keberadaan Tuhan, yaitu ketika mereka dilanda dan melihat
ujian kehidupan yang sangat menyulitkan dan menyedihkan.
Ada sebuah kisah yang memberikan sebuah makna hidup yang luar biasa, isi
dari kisah ini memberikan arti dari sebuah makna kehidupan yang Tuhan
berikan kepada kita. Berikut adalah sepenggal kisahnya.
Menggali Makna Hidup dari Sebuah Kisah
Suatu hari, seorang laki-laki bernama Steve pergi ke Barbara Shop untuk
memotong jenggot dan kumisnya. Sudah hampir tiga bulan lamanya dia tidak
pergi bercukur karena kesibukannya yang cukup padat. Tibalah Steve di
tempat cukur langganannya yang bernama “Barbara Shop”, dengan ada lampu
warna-warni yang berputar di depan pintunya. Dia pun langsung masuk ke
dalam dan menyapa tukang cukur langgannya.
Steve: “Hai…….”
Tukang Cukur: “Hai Tuan Steve, wah sudah lama tidak terlihat kemari”.
Steve: “Ya, saya sedang sibuk dengan beberapa urusan pekerjaan, dan sekarang baru sempat kemari, (sambil tersenyum)..”
Tukang Cukur: “Oh begitu, mari tuan silahkan (sembari mempersilahkan Steve duduk dan menyiapkan kain penutup untuk bercukur).
Dan, seperti biasa ketika sedang bercukur, tak lengkap rasanya bila
tidak ada topik yang menjadi perbinacangan selama bercukur. Berbagai
macam topik menjadi pilihan mereka, mulai dari sosial, keluarga,
politik, ekonomi, pemerintahan, dsb. Hingga akhirnya Tuhan menjadi topik
pembicaraan pada saat itu.
Steve: “Anda tahu Saya sangat bersyukur kepada Tuhan, atas
kelimpahan-Nya yang diberikan kepada Saya. Setiap kerja keras Saya dan
do’a yang Saya panjatkan, Tuhan selalu mengabulkannya. Tuhan itu memang
sangat luar biasa (sembari tersenyum bahagia)”.
Tidak seperti biasanya, tukang cukur tadi hanya terdiam, dia tidak
begitu menanggapi terkait pembicaraan Steve saat itu, tampak dari raut
wajahnya yang tidak begitu menanggapi cerita dari Steve. Akhirnya dia
pun berkata.
Tukang Cukur: “Hai Tuan, saya tidak percaya bahwa Tuhan yang seperti Anda katakan tadi itu ada!!! (dengan tegasnya)”.
Steve pun kaget dan berkata, “Mengapa Anda berkata demikian???”
Tukang Cukur: “Ya, jika memang Tuhan itu ada tentu tidak akan ada
anak-anak sakit dan banyak anak-anak terlantar. Jika Tuhan itu ada tentu
tidak akan ada sakit dan penderitaan, Tuhan apa yang membiarkan semua
itu terjadi! ungkapnya dengan nada tinggi. Apa Anda tidak melihat berita
yang tayang di media cetak dan elektronik, selalu menggambarkan
penderitaan dan kesengsaraan yang terjadi”.
Kemudian dia menunjukkan koran yang baru saja dia baca, dan kembali
berkata, “Ini Anda lihat, semua yang terjadi di dunia ini hanyalah
penderitaan dan kesengsaraan, dan Anda lihat berita di televisi yang
sedang tayang saat ini itu pun menunjukkan banyaknya penderitaan dan
kesengsaraan yang terjadi”.
Steve hanya tertegun mendengarnya, dia tak menyangka jika tukang cukur itu akan berkata demikian. Kemudian dia berkata.
Steve: “Tapi bagaimana dengan kegembiraan dan kebahagiaan yang Saya
rasakan saat ini, bukankah itu adalah anugerah Tuhan, dan bagaimana
dengan penghasilan yang Anda dapatkan setiap hari dari hasil mencukur
ini, bukankah ini adalah anugerah Tuhan?”
Tukang Cukur: “Wah kalau soal itu memang sudah sewajarnya Tuan, Anda
bekerja di perusahaan yang bonafit sudah barang tentu Anda akan
mendapatkan uang berlimpah dan keluarga Anda pun bahagia. Dan wajar saja
jika Saya mendapatkan pelanggan setiap hari, karena memang semua orang
butuh bercukur, itu sudah wajar Tuan. Tidak ada hubungannya dengan
anugerah Tuhan, (Tukang cukur berkata semakin mantap dan yakin).”
Steve pun berpikir apa yang baru saja diucapkan oleh si Tukang Cukur,
namun dia tidak memberikan respon, agar argumentasi itu tidak semakin
meluas. Setelah selesai Steve keluar dari Barbara Shop tersebut,
tiba-tiba dia berpapasan dengan seorang laki-laki masuk ke dalam Barbara
Shop tadi, lelaki tadi berambut panjang dan berjenggot sangat lebat.
Nampak dia sudah sangat lama sekali tidak pergi ke tukang cukur dan itu
membuat penampilannya sangat tidak rapi. Melihat hal itu, Steve pun
langsung mendapatkan jawaban yang tepat atas pertanyaan dari tukang
cukur tadi. Steve pun kembali ke dalam Barbara Shop dan berkata kepada
Tukang Cukur.
Steve: “Hai Tuan, ternyata di dunia ini tidak ada tukang cukur!!!! (otomatis tukang cukur pun terkejut)”
Tukang Cukur: Bagaimana tidak ada Tuan, buktinya adalah Saya, dan Saya
adalah seorang tukang cukur, sanggah si tukang cukur keheranan”.
Lalu, Steve berkata tegas, “Kalau memang tukang cukur itu ada, tidak
mungkin ada orang berjenggot lebat seperti bapak yang satu ini”.
Tukang cukur: “Ahh, Anda bisa saja Tuan. Tukang cukur itu selalu ada,
yang terjadi pada pria ini adalah dia tidak mau datang ke Barbara Shop
Saya untuk bercukur, ujarnya.
Steve: “TEPAT!!!, tegas Steve, itulah poinnya. Sebenarnya Tuhan itu ada.
Yang terjadi pada umat manusia yaitu tidak datang dan mencari-Nya,
itulah sebabnya mengapa tampak banyak penderitaan di seluruh dunia ini”.
Mendengar jawaban tersebut Tukang cukur pun tersentak kaget, dia hanya
tertegun mendengarnya dan bingung harus berkata-kata.
Tukang Cukur: Anda benar Tuan, Saya memang telah keliru atas ucapan dan
pendapat Saya, Saya telah salah besar atas perkataan Saya tadi” (seraya
menundukkan kepalanya).
Steve: “Ya, saya yakin Anda hanya sedikit khilaf tadi. Karena sebenarnya
Anda hanya mencari sebuah jawaban yang tepat, atas kebingungan yang
sedang Anda rasakan.”
Tukang cukur pun hanya tersenyum, sembari mengatakan, “Terima kasih Tuan
atas jawaban yang engkau berikan dan telah mengingatkan Saya atas
kekhilafan tadi.”
Steve: “Wah jelas bukan Saya yang memberikan jawaban itu, tapi itu
adalah jawaban dari Tuhan melalui lisan Saya (sambil tersenyum)”. Dan
mereka berdua pun saling tersenyum penuh arti.
Hikmah dan Kesimpulan
Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah di atas, yaitu terkadang kita
terlalu gampang mengambil sebuah kesimpulan dari sesuatu hal yang tidak
kita pikirkan dengan mendalam. Terkadang kita sulit dalam mengambil
makna kehidupan dari setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan ini
bahkan sampai mengatakan bahwa Tuhan itu tidak ada.
Tukang cukur itu adalah diri kita yang selalu tidak pernah bersyukur dan
mendekatkan diri kepada Tuhan, padahal Tuhan selalu ada di dekat kita.
Dia selalu senantiasa mengawasi kita setiap waktunya dan Dia selalu
mendengarkan doa setiap hamba-Nya yang mengadu kepada-Nya.
Tuhan memberikan kita ujian sebagai bentuk kasih sayangnya kepada kita
dan juga karena Tuhan ingin mengetahui kualitas keimanan setiap
hamba-Nya. Tuhan pun ingin akan mengangkat derajat Hamba-Nya melalu
ujian yang Dia berikan, karena melalui ujian dari Tuhanlah kita akan
menemui makna kehidupan yang sesungguhnya dan makna kehidupan ini hanya
dapat dirasakan oleh orang yang memiliki hati yang bersih dan pikiran
yang bersih.
Mengenal Arti dan Makna Kehidupan
Banyak orang terlalu serius mengurusi kehidupan di dunia, padahal hidup
di dunia ini hanya sementara. Ini yang sering dilupakan oleh manusia.
Lupa mengingat sebuah perjalanan kehidupan hakiki setelah hidup di
dunia. Kurang cerdas mengenal dan mengetahui makna kehidupan itu
sendiri.
Kehidupan yang Sementara
Hidup di dunia diibaratkan kita sedang bercocok tanam di ladang, dan
kelak hasil dari cocok tanam tersebut akan kita tuai pada kehidupan
setelah mati, yakni kehidupan di akhirat. Hidup di dunia hanya senda
gurau, permainan yang tak lebih hanya sebagai terminal kehidupan menuju
sebuah hidup yang lebih kekal dan hakiki.
Adanya kehidupan setelah mati merupakan hal yang wajib dipercaya oleh
mereka yang memiliki agama. Segala bentuk tindakan yang pernah kita
lakukan selama di dunia ini akan dimintai pertanggungjawaban kelak di
akhirat. Inilah yang menyebabkan kita tak boleh begitu larut dengan
indahnya kehidupan dunia. Sebab akan ada proses hitung-hitungan yang
akan kita jalani kelak di hadapan Tuhan.
Jika kita buruk selama di dunia niscaya Tuhan akan memberi balasan yang
setimpal dengan keburukan kita. Sebaliknya jika kita baik, maka Tuhan
akan memberi balasan berupa keindahan surga yang sangat dinanti-nanti
oleh manusia. Inilah makna kehidupan yang sebenarnya.
Indahnya gemerlap kehidupan di dunia sering membuat manusia lupa dengan
hakikat dan makna kehidupan. Manusia merasa seolah mereka akan hidup
selamanya di dunia. Mereka lupa bahwa akan ada kehidupan sejati yang
akan dilalui. Segala bentuk ketidakadilan yang dialami manusia selama di
dunia akan diadili di akhirat kelak. Di sanalah pengadilan yang tak
akan pernah sedikit pun menzalimi para peserta pengadilan tersebut.
Manusia penting mengingat mati, sebab itu akan mendorong dirinya cerdas
dalam mengahadapi segala hal kehidupan di dunia. Ia tak akan tertipu
dengan kemewahan dunia. Bahkan dikatakan bahwa orang yang paling pintar
adalah orang yang selalu rajin mengingat kematian atau disebut dengan
zikrul maut. Sebab kematian adalah sesuatu yang rahasia, hanya Allah
yang tahu kapan seorang hamba akan ia panggil kembali.
Arti Kehidupan
Apakah arti dan makna kehidupan itu? berikut ini beberapa pengertian
singkat mengenai makna kehidupan yang dapat memberikan pelajaran dan
manfaat bagi manusia;
Hidup adalah untuk beribadah; beribadah merupakan salah satu bentuk dari
cara manusia bercocok tanam di muka bumi untuk kemudian menuai hasilnya
kelak di akhirat. Beribadah yang dilakukan manusia meskipun sebagai
bentuk perintah dari Tuhan, tak lain manfaatnya adalah untuk manusia itu
sendiri.
Tuhan tak akan pernah kurang kemuliaannya seandainya saja seluruh
manusia di muka bumi ini tidak menyembah-Nya. Tuhan tetap akan Esa dan
memiliki segala kekuasaan dan kebesaran. Ibadah yang dilakukan manusia
untuk kepentingan manusia itu sendiri.
Hidup untuk menjadi khilafah bagi bumi; salah satu tugas penting manusia
diciptakan di muka bumi adalah untuk menjadi pemimpin dan memakmurkan
bumi dan alam semesta. Manusia diberi amanah oleh Tuhan untuk mengelola
alam semesta yang begitu kaya. Fakta yang terjadi justru manusia yang
kerap melakukan kerusakan terhadap alam semesta itu sendiri.
Kesalahan manusia yang tidak amanah terhadap tugasnya menyebabkan
kemurkaan Tuhan, dan akhirnya bencana pun terjadi dimana-mana. Bencana
tersebut terjadi akibat kesalahan dari tangan-tangan manusia itu sendiri
dalam mengelola dan memanfaatkan alam semesta.
Manusia terkadang terlalu rakus dalam memerah hasil-hasil sumber daya
alam.Dalam menjalani kehidupan ini, tentu tidak akan berjalan dengan
penuh kebahagiaan dan kemulusan saja. Pastilah terdapat cobaan dan ujian
karena dengan cobaan dan ujian inilah manusia akan mendapatkan nilai di
sisi Alloh sebagai Tuhannya.
Cobaan dan ujian memang adalah sebuah keniscayaan dalam kehidupan
manusia. Tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang tak mengalaminya.
Karena memang hal ini pun juga telah disebutkan banyak di dalam ayat Al
Quran.
Cobaan dan ujian tentu ada dalam dua bentuk yaitu kesedihan dan
kebahagiaan. Kesedihan seperti kurangnya harta, ditinggalkan oleh orang
yang disayangi atau tertimpanya bencana atau penyakit yang tak kunjung
sembuh adalah bentuk ujian yang tak diharapkan oleh kebanyakan orang.
Karena memang semuanya membawa pada keadaan yang tak mengenakkan.
Sedangkan bentuk ujian yang kedua adalah dimana semuanya berada pada hal
yang mengenakkan. Misalnya banyaknya harta benda yang dimilki, usaha
yang dijalankan sukses dan selalu menghasilkan untung besar. Memilki
banyak anak yang sehat dan pintar. Semuanya adalah bentuk ujian yang
terkadang tak banyak disadari oleh kita karena memang di balik semuanya
tersimpan kebahagiaan bukan kesedihan.
Dalam menghadapi kedua hal tersebut, manusi dinilai oleh Alloh. Dan dari
penilaian inilah Alloh akan menentukan banyak sediktnya pahala yang
akan di dapat oleh manusia tersebut.
Jika memang ia dapat melewatinya dengan baik dan benar tentu akan
mendapatkan nilai yang baik. Dan nilai yang baik ini akan membawanya
kepada surganya Alloh. Sebaliknya jika manusia dalam menghadapi semua
cobaan dan ujian itu tidak berhasil dengan benar maka yang didapat
adalah nilai yang buruk dimana nilai ini akan menjerumuskan manusia ke
neraka yang begitu menyiksa.
Dua Konsep kehidupan
Dalam menghadapi semua cobaan dan ujian yang telah diberikan oleh Alloh,
ada dua hal bijak yang patutnya kita lakukan. Kedua hal ini sejatinya
adalah dua hal mendasar yang harusnya dikuasai oleh seluruh manusia yang
ada agar ia dapat mlewati kehidupan ini dengan lebih bermakna. Kedua
hal ini adalah hal yang sepele untuk dilakukan. Namun walau pun begitu
tak semua orang dapat melakukannya dengan baik.
Dua hal ini adalah sabar dan syukur. Hal inilah yang sepatutnya
dilakukan manusia dalam menghadapi semua cobaan dan ujian yang diberikan
Alloh kepada hidupnya. Tentu dengan dua hal ini pula manusia akan
berhasil melewati hidupnya dan menggapai tujuan yang hakiki.
Sabar. Sabar adalah perasaan menerima dengan ikhlas segala apa yang
telah ditetapkan Alloh dalam hidupnya. Sabar erat kaitannya dengan
bentuk ujian yang tak mengenakan atau ujian yang dipenuhi dengan
kesedihan.
Jika kita tertimpa musibah misalnya kurangmya harta, tentu sabarlah yang
harus kita tanamkan dengan lebih mendalam dalam hati kita. Kita
berusaha iklas untu menerimanya dan memahami bahwa itu semua adlah ujian
yang berasal dari Alloh dimana di balik semua itu ada pahala.
Atau pun jika kita sedang ditimpa sebuah penyakit, tentu kita pun tetap
harus bersikap sabar dalam menghadapinya. Kita berusaha untuk yakin
bahwa di balik penyakit tersebut tentu ada obat untuk kesembuhannya.
Di balik kesabaran ini juga terdapat pahala yang cukup besar yang telah
dijanjikan oleh Alloh. Tentu kita akan benar-benar menjadi orang yang
merugi jika kita ketika menghadapi penyakit ini dengan perasaan tidak
sabar dan tidak ikhlas menerimanya.
Kita justru mencaci maki dan berbuat beberapa hal yang menunjukkan
ketidak sabaran kita. Selain rasa sakit itu justru akan terasa lebih
parah, kita pun tak mendapatkan pahala yang dijanjikan Alloh.
Sebaliknya jika dalam menghadapai rasa sakit itu kita tepat ikhlas dan
percaya bahwa di balik itu ada pertolongan Alloh maka rasa sakit itu
pasti tak akan terasa lebih menyakitkan, terlebih kita akan mendapatkan
pahala dari Alloh.
Syukur. Konsep syukur ini kita terapkan ketika kita mendapatkan
kemewahan dalam hidup. Jika Alloh mencukupi semua yang kita butuhkan dan
menjauhkan adanya kekurangan dalam hidup kita, syukurlah yang harus
terus kita lakukan.
Bersyukur bahwa semuanya adalah dari Alloh dan bahwa itu adalah sebuah
nikmat yang tak diberikan kepada seluruh umatnya. Bersyukur dengan tidak
berfoya-foya yang justru menjadikan kita lupa dan semakin jauh dengan
Alloh.
Bahkan Alloh telah menjanjikan barang siapa yang mensyukuri semua nikmat
yang telah diberikan kepadanya walau pun nikmat sekecil apa pun, Alloh
akan menambah nikmat itu. Namun justru ketika kita tidak mensyukuri
nikmat itu dan terus saja merasa kurang maka siksaan yang kelak akan
kita dapatkan.
Syukur ini terkadang adalah sebuah hal kecil namun tak mudah untuk
dilakukan karena manusia memiliki kecenderungan untuk tak puas dengan pa
yng telah dimilikinya. Namun tentunya bukan pula hal yang tak bisa kita
lakukan. Kita tetap butuh belajar untuk menjadi manusia yang selalu
bersyukur terhadap semua yang telah Alloh berikan.
Sebagai manusia yang dewasa dan bijak, makna kehidupan akan terus kita
ilhami dengan semakin banyaknya hal yang terjadi dalam kehidupan ini.
Semua itu akan membuat kita menjadi sosok yang lebih baik lagi dalam
menghadapi kehidupan ini.
0 comments:
Post a Comment